Note
Game berbahasa Inggris dan sudah saya coba di device saya. Jika kontrol virtualnya tidak muncul, cek dan pencet lambang controller di kiri atas layar.
Genre dan Konsep Umum
Trinity Trigger merupakan sebuah game bergenre Action RPG yang mengambil inspirasi dari era keemasan JRPG tahun 90-an, terutama dari judul legendaris seperti Secret of Mana. Game ini mencoba menggabungkan nuansa klasik dengan pendekatan pertarungan modern dalam balutan visual yang penuh warna. Kita akan mengendalikan tim berisi tiga karakter utama, masing-masing ditemani oleh "Trigger", makhluk kecil yang memiliki kemampuan untuk berubah menjadi berbagai jenis senjata.
Gameplay
Sistem pertarungan dalam Trinity Trigger bersifat real-time, bukan berbasis giliran. Kita dapat dengan bebas mengganti karakter secara langsung di tengah pertempuran, memungkinkan variasi strategi yang lebih dinamis. Setiap karakter memiliki Trigger yang bisa berubah bentuk menjadi senjata seperti pedang, kapak, atau busur. Sistem ini didukung oleh mekanisme weapon triangle, yang mengharuskan kita menyesuaikan jenis senjata dengan kelemahan musuh agar bisa bertarung lebih efektif.
Selain itu, setiap karakter bisa dikustomisasi dengan senjata dan kemampuan yang berbeda. Sistem pengembangan karakter yang berupa skill tree memang tergolong sederhana, tetapi cukup memberikan ruang bagi kita untuk menentukan gaya bertarung sesuai yang di inginkan. Menariknya, Trinity Trigger juga mendukung permainan co-op lokal hingga tiga player, yang menambah elemen kesenangan dan kerja sama dalam permainan.
Story / Alur Cerita
Cerita Trinity Trigger berfokus pada Cyan, karakter utama yang ditakdirkan menjadi "Warrior of Chaos" dalam konflik abadi antara dua kekuatan besar, yaitu Chaos dan Order. Bersama dua rekannya, Elise dan Zantis, Cyan berusaha melawan takdir dan menghentikan siklus perang yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Secara keseluruhan, premis cerita yang disajikan memang cukup klise, mengusung tema tentang pertarungan melawan takdir dan kekuatan para dewa. Meski begitu, karakterisasi tiap tokoh dibuat cukup kuat, meskipun tidak terlepas dari stereotip khas JRPG: sang pahlawan yang pemalu, gadis yang kuat dan mandiri, serta pejuang yang keras kepala namun setia. Cerita disampaikan lewat banyak dialog dan cutscene statis, yang akan terasa menyenangkan bagi player yang menyukai narasi bergaya klasik dan tempo lambat.
Desain Level
Peta permainan dibagi menjadi beberapa area seperti kota, hutan, dan dungeon. Tiap dungeon biasanya diakhiri dengan pertarungan melawan boss dan diwarnai dengan teka-teki ringan yang membuat eksplorasi terasa hidup, meskipun tidak terlalu kompleks. Desain levelnya cenderung linear, tanpa terlalu banyak jalur bercabang atau eksplorasi terbuka, namun cukup variatif untuk menjaga ketertarikan kita sepanjang permainan.
Grafis dan Visual
Secara visual, Trinity Trigger mengusung gaya 2.5D dengan desain karakter chibi bergaya anime yang mengingatkan pada era konsol PS1 dan PS2. Warna-warna yang digunakan sangat cerah dan mencerminkan semangat klasik JRPG. Animasi serangan dan gerakan karakter terasa cukup halus. Cutscene disajikan menggunakan potret karakter ala visual novel, yang memperkuat nuansa retro-nya.
Dari segi audio, musik dalam game ini digarap oleh Hiroki Kikuta, komposer yang juga mengerjakan Secret of Mana. Hasilnya adalah soundtrack yang sangat kental nuansa nostalgic-nya. Efek suara dalam game terdengar memadai, namun voice acting hanya tersedia sebagian dan tidak menyeluruh sepanjang cerita.
Tingkat Kesulitan
Tingkat kesulitan Trinity Trigger tergolong mudah pada awal permainan, dan tersedia beberapa pilihan tingkat kesulitan yang bisa disesuaikan. Salah satu kelemahan yang cukup terasa saat bermain solo adalah AI partner yang terkadang kurang responsif dan membuat strategi menjadi kurang efektif. Di sisi lain, pertarungan melawan boss bisa menjadi cukup menantang, apalagi jika kita tidak menyesuaikan senjata dengan kelemahan lawan, sehingga penguasaan sistem pertarungan menjadi kunci utama.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Trinity Trigger adalah game yang cukup berhasil menghadirkan nuansa nostalgia JRPG klasik dalam kemasan yang lebih modern. Pertarungan real-time yang lincah dan sistem senjata yang fleksibel membuat pengalaman bermain terasa menyenangkan, terutama saat dimainkan bersama teman dalam mode co-op. Musik yang diciptakan oleh komposer legendaris menjadi nilai tambah tersendiri, membawa kita kembali ke masa keemasan JRPG.
Namun demikian, game ini juga memiliki kekurangan yang patut dicatat. Desain level yang terlalu linear membuat eksplorasi terasa kurang mendalam, sementara cerita yang disajikan terasa terlalu familiar dan tidak menawarkan banyak kejutan. AI partner dalam mode single player bisa menjadi hambatan tersendiri.
Tapi, game ini adalah pilihan menarik bagi penggemar JRPG klasik yang ingin menghidupkan kembali kenangan lama dalam balutan sistem pertarungan yang lebih segar.